Minggu, 23 November 2014

Ketemu Bendung yang Terkenal Ketika Temu Kangen

Pemukiman warga Kampung Melayu Kecil kembali terendam sejak pagi hari akibat luapan air Sungai Ciliwung. Debit Sungai Ciliwung mulai bertambah seiring intensitas hujan yang tinggi di wilayah hulu sungai yang terdapat di Kabupaten Bogor. Berdasarkan laporan petugas pintu air Katulampa...
(Kamis, 20 November 2014, saat melihat acara Seputar Indonesia Siang)

Sabtu pagi sekali sudah bangun dari tempat tidur, kali ini Sabtu yang berbeda dari biasanya. Sesuai kesepakatan bersama rekan-rekan goweser Jelajah Sepeda Manado-Makassar (JSMM) pada Sabtu, 1 November 2014 diadakan temu kangen dengan bentuk kegiatannya yaitu gowes bersama dari Hotel Santika Bogor menuju Cisarua. Tepat pada hari itu kami bertemu kembali setelah 2 bulan berpisah. 

Rombongan Ciledug KGC memilih untuk berangkat bersama dengan gowes bareng menuju Bogor, persertanya adalah saya, Yusri, Wintolo, Pak Parman, Priyo, dan Krus. Setelah meleset lebih 30 menit dari jadwal yang sudah ditentukan barulah rombongan start dari Masjid Imanudin di Pondok Kacang, Tangerang Selatan. Dari start mulai menelusuri jalan lewat Pondok Aren, Jombang, Kedaung, Ciputat, Cinangka, Sawangan, dan Parung. Setelah menempuh perjalanan selama 1 jam dengan kecepatan rata-rata 30 km/jam rombongan beristirahat di alfamart pasar parung. Saat kami beristirahat sudah beberapa rekan-rekan JSMM yang sampai di titik kumpul sedangkan rekan-rekan yang dari Bandung mengabarkan lewat grup jejaring sosial masih berada di tol Jakarta-Cikampek lebih tepatnya di Cikarang.


Rombongan Ciledug (Rocil) KGC sedang istirahat di Parung.


Setelah beristirahat selama 30 menit, pukul 07.00 wib rombongan melanjutkan perjalanan dengan menyusuri jalur Parung-Bogor dengan memilih jalan ke arah persimpangan Warung Jambu Dua lalu ambil kanan tinggal lurus saja melewati Jalan Pajajaran, sempat bertemu dengan Marta, hingga sampai ke lokasi tikum. Perjalanan kali ini ditempuh selama 1 jam hanya saja begitu sampai di Hotel Santika rekan-rekan yang sudah berdatangan sejak pukul 06.30 sudah siap-siap dengan sepeda masing-masing untuk melakukan start sehingga tidak memberikan kesempatan kami, Rocil KGC, untuk beristirahat terlebih dahulu.

Setelah bersalam-salaman dengan rekan-rekan JSMM yang sudah siap untuk memulai perjalanan ke daerah Cisarua tepatnya di villa Om Jack. Tanpa istirahat lagi langsung saja saya mengikuti rombongan yang sudah mulai jalan beriringan. Keluar dari pelataran parkir hotel langsung masuk ke Jalan Pajajaran ke arah Sukasari. Awal perjalanan ini masih terasa sekali rasa kangen yang besar dari semua rekan-rekan sehingga di jalan pun masih terjadi obrolan satu dengan yang lain sehingga kecepatannya sekitar 10-15 km/jam. Di Jalan Pajajaran akan menemukan Balai Binarum di sisi kiri jalan kemudian rombongan belok ke kiri masuk ke arah Jalan Durian Raya. Tak disangka-sangka di jalan itu masih dijumpai tanjakan yang terjal. "Masih kurang ya sama jalanan menanjak selama di Sulawesi?" celetuk seorang rekan JSMM. Om Stefan cuma berkata, "mana sih tanjakan? emang masih ada ya tanjakan? kan tanjakan cuma ada di Sulawesi." Setelah jalan menanjak akan ketemu pertigaan ambil jalan ke kanan melewati Jalan Durian lalu Jalan Raya Parung Benteng hingga ketemu pertigaan berikutnya kembali jalan kanan menuju Jalan Katulampa.


Polygon biru di tepi aliran air yang melewati Bendung Katulampa.

Bendung Katulampa yang terletak di Kelurahan Katulampa, Kota Bogor, Jawa Barat.

Mengabadikan momen begitu sampai di Bendung Katulampa.

Begitu masuk ke Jalan Katulampa rombongan goweser mulai bersisian dengan aliran sungai di sisi kiri. Hari itu debit air nampak sedikit karena nampak tenang aliran airnya. Masih terdapat di tepian aliran sungai terdapat aktivitas warga. Setelah menyusuri jalan sejauh 1,2 km sampailah pada sebuah lokasi yang sangat terkenal bagi masyarakat Bogor dan Jakarta di kala musim hujan. Di depan bangunan yang berbentuk bendungan itulah rombongan JSMM beristirahat sejenak. Dengan berlatar belakang bendungan maka rekan-rekan langsung mengambil kamera poket maupun telepon pintarnya untuk mengabadikan momen tersebut.
Bangunan yang terletak di Kelurahan Katulampa, Kota Bogor tersebut bernama Bendung Katulampa yang memiliki panjang total 74 m. Dibangun oleh pemerintahan kolonial Belanda yang diarsiteki oleh Ir. Van Breen, awal pembuatannya dilakukan pada 16 April 1911 kemudian peresmiannya dilakukan pada 11 Oktober 1912. Dibangunnya Bendung Katulampa tersbut bertujuan sebagai tata kelola air untuk pengendalian banjir agar Batavia terbebas dari banjir dan sarana irigasi lahan pertanian. 
Bendung Katulampa tidak memiliki pintu yang berfungsi untuk mengatur besar-kecilnya debit air, pintu yang dimiliki hanya untuk mencatat ketinggian air. Dari pencatatan itulah bisa diperkirakan berapa lama air yang mengalir tersebut akan sampai di Jakarta. Ketika musim hujan semua media massa baik cetak maupun elektronik pasti akan melaporkan mengenai ketinggian air yang terdapat di Bendung Katulampa.
Setelah beristirahat sekitar 30 menit, rombongan melanjutkan kembali perjalanan dengan mengambil sisi kiri bendungan kemudian menyusuri jalan setapak hingga melewati kolong jalan tol Bogor-Ciawi. Selepas kolong tol mendan yang dihadapi adalah jalan menanjak dan menurun dengan kualitas aspal yang bagus. Jalur yang dilalui berupa pemukiman dan perkebunan warga hingga ke daerah Pasir Angin, Gadok, Bogor. Rombongan menjadi beberapa bagian disebabkan ada kendala pada rantai yang putus pada sepeda Om Tomi dan rear derailleur sepeda Om Greg yang bengkok. Hanya saja kalau om Tomi masih bisa melanjutkan perjalanan beda dengan om Greg yang harus kembali ke Bogor untuk memperbaiki kerusakan. Kali ini lokasi untuk menunggu yang tercecer di  di depan SD Pasir Angin.

Perjalanan dilanjutkan kembali dan jalan menanjak kembali harus dijalani. Berhubung perjalanan ini tidak ditargetkan waktunya maka masing-masing goweser mengatur ritmenya sendiri. Setelah melewati jalan menanjak, kali ini rombongan goweser JSMM mendapatkan bonus pemandangan yang indah yaitu berupa panorama Gunung Salak. Tidak mau menghilangkan momen indah itu langsung saja beberapa rekan langsung mencari titik terbaik untuk mengabadikan momen tersebut.

Panorama Gunung Salak sebagai latar belakang dari jalur pendakian goweser menuju Cisarua.
Setelah regruoping di depan SD Pasir angin, regrouping kembali dilakukan di dua tempat yaitu di sebuah warung yang dekat dengan pembudidayaan jamur merang dan Cimory River View. Selepas beristirahat di Cimory selama 30 menit sambil menunggu semua rekan-rekan JSMM, perjalanan dilanjutkan kembali. Tahapan terakhir perjalanan temu kangen ini ke arah Cisarua, cuaca terik di siang hari memang sangat menyengat. Namun, sengatan matahari tidak membuat kami untuk mengendurkan semangat karena selama di Sulawesi sudah menjadi hal biasa ketika bersepeda di siang hari. Kendaraan yang menuju Cisarua pun tidak ramai hanya di daerah Pasar Cisarua yang terjadi kepadatan yang membuat kemacetan. Pada pukul 12.00 wib sudah ada rekan JSMM yang sampai di lokasi, tepatnya di villa keluarga Om Jack kemudian rombongan berikutnya pun sampai ke lokasi.

Foto bersama goweser JSMM di vila Om Jack sebelum perjalanan kembali ke Bogor.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar