Sarapan pagi dilakukan di beranda yang sejak kedatangan kami selalu dijadikan tempat berkumpul baik untuk makan, bertukar cerita, maupun untuk istirahat sekadar merebahkan badan. Posisi beranda yang menghadap ke timur itu memberikan kehangatan kepada kami saat menikmati sarapan pagi sambil berbincang ketika sinar matahari muncul dari balik pepohonan. Dari beranda juga kita bisa melihat indahnya pemandangan alam dengan bentangan gunung yang menghijau. Tepat pukul 07.30 WIB seperti yang disepakati bersama, kami sudah siap untuk kembali pulang ke rumah masing-masing dan disepakati pula sebelum berpisah di Bogor untuk terlebih dahulu makan toge goreng. Om Jack sangat antusias sekali menawarkan ide itu karena mau merasakan makanan khas Bogor.
![]() |
Rombongan yang tersisa dari Temu Kangen JSMM di Cisarua. (Dari kiri ke kanan) Om Jack, Mas Priyo, Azwar, Mas Wintolo, Pak Parman, Mas Krus, Daeng Yusri, Mas AH. |
![]() |
Panorama alam diabadikan dari beranda villa di Cisarua. |
Dari titik kumpul kami menyebrangi jalan dengan melewati kendaraan yang sedang mengular antri untuk naik ke arah Puncak. Jalur yang dipilih dengan melalui jalan alternatif yang berada di samping jalan tol. Jalan ini pastinya dilalui oleh pengendara yang malas untuk menghadapi kemacetan yang terjadi bila menuju puncak. Perjalanan kami sempat tersendat karena ada iringan rombongan pengantin nikah yang akan melakukan ijab-qobul. Setelah melewati rombongan itu sampai lah kami di area SPBU yang berada di sisi jalan tol Bogor-Ciawi terus menyusuri jalan hingga ketemu aliran Sungai Ciliwung yang mengarah ke Bendung Katulampa.
Kali ini bendung yang sangat terkenal bagi warga Jakarta ketika musim hujan hanya dilewati saja. Rombongan kami terus melaju menyusuri jalan yang sama ketika berangkat menuju Cisarua. Sesampainya di lokasi tempat penjual toge goreng yang terletak di samping terminal bis Baranangsiang yang bersebarangan dengan Hotel Santika nampak raut wajah sedikit kecewa karena si penjual belum memulai usahanya. Berdasarkan anjuran dari Pak Djati tujuan pun berubah ke lokasi yang lainnya. Perjalanan kami mengarah ke daerah Bogor Permai karena di sana terdapat pula penjual toge goreng yang terkenal dan dijamin enak. Kemudian kami menyusuri Jalan Pajajaran ke arah Warung Jambu setelah melewati RS PMI Bogor lalu kami berbelok ke Jalan Jalak Harupat yang ke arah lapangan Sempur. Pagi itu jalanan cukup ramai dan padat oleh aktivitas warga Bogor untuk menikmati hari bebas kendaraan bermotor hingga di pertigaan jalan pertemuan antara Jalan Jalak Harupat, Jalan Ir. H. Djuanda, dan Jalan Jendral Sudirman. Kami berbelok ke kanan menuju Jalan Jendral Sudirman tak sampai 600 meter dari pertigaan jalan hingga ke lokasi yang kami tuju sudah ada di depan mata. Begitu masuk ke parkiran langsung mencari area untuk menyenderkan sepeda dan langsung memesan toge goreng yang sudah diidam-idamkan sejak semalam.
![]() |
Bangunan ikon Kota Bogor, Tugu Kujang yang terletak di pertemuan jalan antara Jalan Otto Iskandardinata dengan Jalan Pajajaran. |
![]() |
Lokasi warung toge goreng Ibu Hj. Omah di Bogor Permai. Wajah semringah Om Jack karena berhasil menuntaskan keinginannya untuk mencicipi makanan khas Bogor. |
Makanan khas Bogor ini dikenal dengan nama toge goreng. Meskipun terdapat unsur kata goreng pada kenyataannya tidak ada satu bahan pun yang digoreng seperti biasanya, yaitu dengan menggunakan minyak panas. Yang ada hanya bahan utamanya yaitu toge dan mie kuning yang direndam air mendidih dalam wajan datar yang terbuat dari tembaga. Proses perendaman togenya tidak lama agar tidak sampai layu. Semua bahan, ketupat, toge, potongan tahu rebus, dan mie kuning, disajikan dalam piring yang kemudian disiram dengan tauco. Tauco lah yang membedakan antara toge goreng buatan Ibu Hj. Omah dengan yang lainnya perbedaannya pada warna tauco. Tauconya berwarna kemerahan.
Tauco adalah bumbu makanan yang terbuat dari biji kedelai. Perubahan dari biji kedelai sampai menjadi tauco karena sudah mengalami tahapan-tahapan yang tidak sebentar. Biji kedelai setelah dicuci dan direbus kemudian dihaluskan. Kedelai yang sudah dihaluskan ditambahkan tepung lalu diaduk hingga rata. Setelah teraduk dengan rata lalu ditaburi ragi tempe dan aduk kembali hingga tercampur rata. Fermentasi tauco dengan cara direndam dengan air garam kemudian dijemur pada terik matahari selama 4 minggu. Selama perendaman itu akan mengeluarkan aroma yang menyengat seperti bau ikan busuk atau aroma terasi atau air rendaman berubah warnanya menjadi coklat kemerahan.
Setelah melahap sepiring toge goreng yang tersaji dengan ditemani segelas air teh hangat terasa sekali nikmatnya. Keinginan yang terucap sejak semalam terlunaskan sudah. Perpisahan pun harus terjadi di lokasi toge goreng Ibu Hj. Omah. Om Jack diantar Mas AH untuk berjumpa dengan istri dan anaknya yang sudah menunggu di Macaroni Panggang serta Rocil KGC yang diantar oleh Pak Djati untuk sampai ke persimpangan Taman Yasmin. Sepiring toge goreng sudah mengakhiri kegiatan gowes bareng di temu kangen JSMM.
Salam gowes kuliner...
![]() |
Proses penyajian dan seporsi toge goreng Ibu Hj. Omah beserta segelas air teh hangat. |
Toge Goreng Ibu Hj. Omah
Bogor Permai
Jl. Jendral Sudirman No.23 A
Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar